Tanggal 14 Februari, yang dirasakan atau dipikirkan banyak orang mungkin adanya perayaan hari kasih sayang, hari bahagia, atau hari penuh kegembiraan? Tapi cuma sedikit orang loh yang berpikir kalo 14 Februari itu adalah harinya pemilu raya Presiden beserta Legislatifnya, iyap tepatnya untuk ditahun 2024 nanti.
Tentunya sebelum penetapan resmi tanggal pemilu ini, banyak sekali loh perdebatan, tarik ulur, silang pendapet yang gak kunjung berakhir terjadi di gedung parlemen Senayan sana. Beberapa kali dateng rapat, Pemerintah, KPU, dan DPR awalnya juga gak kunjung bisa menyepakati jadwal pemilu 2024, bahkan rapat pengambilan keputusan harus berulang kali ditunda karena berbagai sebab.
Selain itu juga, sempet ada opsi dari Pemerintah yang nawarin kalo pemilu Presiden beserta Legislatifnya dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2024 aja lah katanya, opsi ini awalnya didukung juga sama temen-temen Partai NasDem, PAN, dan Golkar kalo gak salah ya. Sementara itu dari KPU sendiri nawarin pemilu dilaksanakan ditanggal 21 Februari 2024, dan tawaran ini didukung juga sama temen-temen PDIP, PPP, dan PKS kalo gak salah juga. Ohiya, kalender pemilu 2024 juga termasuk hajatan pesta demokrasi yang besar serta kompleks loh, gak cuma ada pemilu Presiden dan Legislatif aja nih, tapi ditahun yang sama juga ada pemilu Pilkada serentak yang akan dilaksanakan ditanggal 27 November 2024. Kebayang gak sih kerja ekstra banget buat penyelenggara pemilu nanti.[1]
Tapi alasan kenapa pilpres digeser ke bulan Februari 2024, mungkin bisa aja untuk menghindari suasana politik atau ketegangan selama bulan puasa, atau gampangnya biar nanti masuk bulan puasa suasana jadi adem biar gak terjadi konflik sana-sini, gitu kali ya??? Nah makannya nih diusahakan sama pihak penyelenggara supaya pilpres dan Legislatif selesai sebelum bulan puasa sehingga suasana politik bisa kembali teduh dah.
Selain itu, penyelenggara juga menolak tawaran dari Pemerintah untuk mengadakan pilpres dibulan Mei 2024, sebab ini bisa mengganggu kesiapan dari pada tahapan pemilu pilkada serentak yang dilaksanakan dibulan November 2024. Kalopun pilpres tetep dipaksakan dibulan Mei 2024, artinya jarak antara pilpres ke pilkada serentak begitu sangat deket, yaitu cuma kurang lebih enam bulan. Ini sangatlah mepet bet dan gak mungkin sebab persiapan pilkada serentak juga membutuhkan waktu persiapan yang joss. Gak berhenti sampe di sini aja, pihak penyelenggara juga ngomentari tawaran yang diberikan Pemerintah, katanya: kalopun pilpres mau dibulan Mei 2024, berarti untuk pilkada serentak dilaksanakan atau mundur ke bulan Februari 2025, nah loh gimanah tuh?
Menanggapi tawaran tersebut, jelas Pemerintah menolaknya. Disatu sisi, ternyata Pemerintah punya kekhawatiran loh kalo pilpres dilaksanakan dibulan Februari 2024, yaitu bisa membuat waktu tunggu yang sangat amat lama antara adanya calon terpilih (Presiden) ke pelantikan bulan Oktober 2024. Makannya dia ngusulin dibulan Mei 2024.
Ohiya, sebelum ditetapkannya tanggal peresmian kapan pilpres, kemaren sempet rame tuh spekulasi atau opini liar yang muncul di luar terkait perdebatan tanggal pemilu yang gak kunjung rampung, termasuk opini bahwa adanya beberapa kelompok yang ingin memperpanjang masa jabatan Presiden dan DPR??? Ya meskipun dari Presiden sendiri udah bilang bahwa dia gak mau naik lagi, dan gak menghendaki juga perpanjangan masa jabatan Presiden ini. Di samping itu, kalo diliat dari lamanya proses, lalu silang pendapet juga, belom lagi seringnya rapat ditunda akan penetapan tanggal pemilu 2024, ini bisa juga mengindikasikan kalo adanya tarik-menarik kepentingan di dalemnya. Yaaa semoga aja ini gak bener.
Sebagai penutup, yah semoga di tengah-tengah tarik-menariknya kepentingan berbagai kelompok, udah selayaknya sih UUD 1945 dijadiin pondasi atau rujukan dalam hal pemilu yang selalu digelar lima tahun sekali. Dalam UUD 1945 juga disebutkan bahwa pemilu itu dilaksanakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang sifatnya nasional, tetap, dan mandiri ya kalo gak salah. Nah sekali lagi, kata kuncinya itu kemandirian dari sih penyelenggara alias sih KPU, baik itu memutuskan kapan hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara pemilu ditetapkan dengan keputusan KPU titik (.) Gampangnya begini: setiap perdebatan dan masukan itu boleh aja sih, tapi keputusan ada di tangan KPU. Tentunya KPU juga harus mempertimbangkan semua masukan dan segera ketok palu. Sebab perdebatan soal tanggal pemilu gak boleh berlarut-larut malah yang ada nanti timbul opini akan kecurigaan politik.
Dan akhirnya setelah melalui proses yang panjang, ditetapkan dah tuh jadwal pilpres dan pemilihan Legislatif ditanggal 14 Februari 2024. Dan untuk pemilihan pilkada serentak ditanggal 27 November 2024. Jangan pada lupa ya, dan khafaratul Majlis bersama-sama....
[1] Sumber referensinya dari tulisan Budiman Tanuredjo, dalam Catatan Politik & Hukum, Harian Kompas, 09 Oktober 2021 yang lalu.
0 komentar: