Itulah mungkin tiga kata yang bisa menggambarkan kondisi kaum muda milenial saat ini. Kita sepakat (?) bahwa yang dimaksud usia muda itu kurang lebih dari usai 17 sampe 25 Tahun. Kalo diliat usia semacem itu sih biasanya udah termasuk ke dalam kalangan muda-mudi milenial dan udah pasti berstatus pelajar atau bahkan mahasiswa, atau nama kerennya kaum Cendekiawan Intelektual lah.
Tapi realitanya? untuk saat ini sih sangat memprihatinkan. Yaaa gimanah engga, wong kalangan muda-mudi saat ini aja masih banyak yang hidup
bergaul, bergaya menerapkan konsep dan watak
materialistik hedonistik sekuleristik ke dalam kesehariannya. Ini menjadi seolah-olah
budaya yang wajib dianut dari pada menerapkan budaya Intelektual. Atau apa iya
ini bagian kecil dari efek perkembangan zaman? atau efek dari tinggal di Negara berkembang?
Pertama budaya Materialistik, ini bisa kita liat gimana kondisi para kaum
pelajar saat ini yang masih banyak dari mereka yang menganut: bahwa hidup ini
tuh harus dengan materi atau kebendaan dan kesenangan duniawi aja.
Ditambah lagi pola pikir para penganut budaya ini hanya ingin mewujudkan sikap
yang mendambakan materi dan ingin sekali menguasai atau memilikinya selamanya.
Contoh: ada seorang anak SMA yang baru aja kehilangan
HP nya, lalu ia menangis secara berlebihan, tapi dilain pihak ia engga
tergerak hatinya sama sekali apabila melihat temennya yang lagi tertimpa musibah
misalnya.
Kedua budaya Hedonistik, kebanyakan dari penganut budaya ini tuh punya pandangan begini: gaya hidup
nongkrong-nongkrong seperti sekarang ini tuh wajib hukumnya dan apabila ditinggalkan akan
dicap sebagai orang yang engga suka bergaul alias katro, ndeso dan sebagainya. Padahal kalo
dipikir-pikir secara rasional gaya hidup seperti Hedonistik ini lebih mengarah kepada
mencari kesenengan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam hidupnya. Tentunya nongkrong disini bisa kita artikan sebagai kegiatan yang dilakukan sampe lupa waktu akan kewajibannya, lupa akan waktu belajarnya, atau sampe mengarah kepada kesia-sian waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk hal-hal positif eh malahan dipake buat nongkrong gak jelas. Contohnya begini: banyak anak muda terpelajar bahkan kita sendiri
yang rela nongkrong disuatu tempat dengan niat yang berbeda-beda dan mampu
bertahan lama berjam-jam sambil ketawa ketiwi, main hape, nge-game gak jelas. Ini tentu sangatlah
berbanding terbalik kalo waktu tersebut kita pake buat membaca buku, berdiskusi yang bermanfaat, lalu menulis dan sebagainya. Intinya boleh aja sih nongkrong, tapi ya nongkrong bermanfaat dong.
Terakhir ada budaya Sekuleristik, keknya budaya ini udah mendarah daging dah di kaum
muda-mudi milenial sekarang ini.
Yang mana kebanyakan dari mereka diperbudak oleh kesenengan dunia semata,
sehingga pada akhirnya banyak dari mereka yang melalaikan urusan kewajibannya dan lebih mementingkan
nafsu semata. Contoh: banyak dari mereka yang sering kumpul-kumpul, nongkrong dan sebagainya dengan temennya tapi ketika waktu ibadah dateng ia malah lalai
atau bahkan dengan sengajanya masa bodoh gak peduli.
Penutup. kita sama-sama sadari begitu banyak yang
terjebak di dalem lingkaran gaya hidup seperti sekarang ini. Entah salah siapa? Bisa
jadi salah dari pola asuh keluarga atau orang tuanya yang kurang berhasil mendidik. Atau dari
faktor lingkungan dan pergaulan sehari-hari yang salah sehingga pada akhirnya terjerumus ke dalam
pergaulan ini. Atau bisa juga dari faktor sekolah yang gagal dalam mendidiknya? Nah gimana, temen-temen se7 gak atau punya pandangan yang lain? tulis aja di kolom komentar bawah. Terimakasih
Khafaratul Majlis bersama-sama... 🙏
0 komentar: