pendidikan model Finlandia dan China

Engga ada salahnya kita sesekali sama-sama liat atau tengok model pendidikan di negara-negara yang sekiranya udah berhasil menerapkan sistem belajar mengajarnya. Ini kita lakukan sebagai bentuk evaluasi, baik secara mikro ataupun makro.

Meskipun dalam sistem pendidikan kita udah ada dari zaman penjajahan dan udah dibuat atau dirancang sebegitu hebat sampe terkenal dengan slogan ‘tiga akar pendidikan nasioanlnya’ dengan konsep: pendidikan INS Kayu Tanam (M. Sjafei) yang berhasil melahirkan persamaan dengan teori sumber daya manusia alias tenaga produktif. Lalu ada pendidikan dari Muhammadiyah (Ahmad Dahlan) berhasil melahirkan titik kesejajarannya dengan teori rekonstruksionismenya. Dan terakhir ada pendidikan Taman Siswa (Dewantara) dengan teori revitalisasi budayanya. Dengan sistem pendidikan tersebut, ini menunjukkan bahwa sistem pendidikan di kita emang gak kalah hebatnya dengan negara-negara di luar sana. Tapi timbul pertanyaan, mengapa sampe saat ini pendidikan kita masih belum bisa maju? Kok keknya kek jalan ditempat ya, kalaopun maju yaaa gak terlalu signifikan.

Balik lagi ke topik, kira-kira negara mana ya yang sekiranya udah berhasil menerapkan sistem model pendidikannya? Pernah denger, kalo gak salah itu ada Negara Finlandia. Udah lama negara tersebut dijadikan kiblat banyak orang terkait sistem model pendidikannya, tapi belakangan juga ada yang berkiblat ke China? Kok bisa ya? Ya bisalah, yowes kalo gituh kita coba tengok ciri-ciri model pendidikan ala Finlandia dulu[1] berikut penjelasannya:

Pertama, ternyata udah banyak buku atau para tokoh pendidikan sekalipun yang menjelaskan bahwa model pendidikan di Finlandia lebih menekankan kepada kemampuan berpikir kreatif, serta berorientasi kepada kesenangan belajar yang bisa meningkatkan rasa ingin tau, tapi ada juga yang mengatakan bahwa mereka menekankan kepada kemampuan belajar mandiri kepada peserta didiknya.

Kedua, negara Finlandia sangat memperhatikan sekali soal indeks kebahagiaan warganya. Nah yang dimaksud kebahagiaan di sini itu lebih kepada: kesehatan badan, pendidikan, kualitas hidup diperhatikan, terus ada juga pemerataan ekonomi, dan lain-lain. Dan prinsip kebahagiaan ini juga sangatlah dipegang teguh, khususnya bagi mereka yang merancang falsafah dan sistem pendidikan di negara itu.

Ketiga, menanamkan keterampilan lunak atau soft skills kepada peserta didik sejak dini, atau yang sekarang dikenal dengan nama keterampilan abad ke-21. Di dalamnya mencakup: berpikir kritis, kerja sama, kemandirian, sikap perilaku, lalu ada juga bagaimana berkomunikasi yang baik, kreatif-inovatif, dan masih banyak lagi.

Keempat, adanya perhatian yang begitu besar dari negara terhadap sistem pendidikannya dan pengembangan kemampuan gurunya, ditambah lagi profesi keguruan di Finlandia menjadi salah satu profesi yang sangat dimuliakan dan diagungkan loh, bahkan guru di sana itu kedudukannya dan penghasilannya jauh lebih tinggi ketimbang hakim atau jaksa sekalipun.

Kelima, Finlandia engga nerapin sistem tes atau ujian ter-standarisasi (bagi tingkat dasar sampai menengah pertama) yang bersifat seragam secara nasional, yaaa semacam UN lah kalo di kita. Ohiya sebagai catatan: mereka baru melakukan tes-ujian kalo udah masuk jenjang SMA loh.

Keenam, model pendidikan di Finlandia lebih berorientasi kepada sebuah proses, dari pada hasil. Belum lagi soal kenyamanan belajar peserta didik sangatlah diutamakan, dimana PR hampir tak dikenal bagi para peserta didik, waktu istirahat aja nih diperbanyak loh sampe sekitar 40 menit dan gak jarang peserta didik juga dibiarkan memiliki waktu istirahatnya sendiri.

Ketujuh, adanya kepercayaan antara pemerintah, lembaga pendidikan, guru, serta orang tua, serta peserta didik pastinya yang benar-benar digalakkan.

Sejatinya dari segi pemahaman teoritis ini, apa yang menjadi kelebihan dari sistem model pendidikan di Finlandia nyatanya juga udah menjadi perhatian banyak pihak yang merupakan stake holders dunia pendidikan kita. Hanya saja gak seperti di Finlandia yang di dalamnya pemahaman-pemahaman tersebut udah pada bisa diwujudkan dalam prakteknya. Nah kalo di kita gimanah? Keknya lebih banyak masih berkutik di tingkat pemahaman pemahaman dan pemahaman tanpa upaya yang serius untuk mewujudkannya. Bahkan gak jarang masih adaaa aja pandangan-pandangan yang skeptis terhadap upaya-upaya pembaharuan pendidikan di negeri ini. Nah, Ini juga bisa jadi jawaban atas pertanyaan yang di atas itu tadi.

 

 sistem pendidikan China

Dari Finlandia sekarang kita tengok ke China. Keknya belakangan ini diem-diem China udah mencuri perhatian dunia loh. Menurut penulis, berawal dari Olimpiade Beijing 2008 keknya, dimana pada saat itu banyak Negara-negara dibuat terkejut melihat kehebatan dan keberhasilan China dalam menyelenggarakan event dunia tersebut, belum lagi dalam hal sains-teknologinya atau bahkan ekonominya yang saat ini sudah mampu mengejar Negara-negara seperti Amerika, Eropa, Jepang dan Korea. Kok bisa ya? Apa iya salah satu faktor kemajuan China saat ini berasal dari berhasilnya menata pendidikannya? Hmm... bisa dibilang iya juga sih. Tapi coba kita lihat perkembangan model pendidikan di China[2] itu seperti apa:

Pertama, China udah mulai mengoreksi atau merubah paradigma bernegaranya menjadi pandu atau leader. Termasuk dalam hal ekonomi-teknologi yang mana pada sebelumnya itu masih menganut paradigma tahap amati-meniru, hingga pada saat ini berhasil kepada tahap membuat bahkan bersaing dengan negara-negara maju tersebut.

Kedua, China udah menyiapkan para lulusan-lulusan (khsusunya yang ada di tingkat Universitas) untuk memiliki keterampilan abad ke-21, seperti: harus punya kreativitas, kemampuan beradaptasi dengan baik, kolaborasi, cara komunikasi yang baik, berpikir kritis, memiliki kecerdasan kultural, dan sebagainya.

Ketiga, menanamkan aspek non-kognitif kepada setiap peserta didiknya, kek harus memiliki karakter ketekunan dan gairah yang tinggi, lalu kegigihan, ketahanan, dan sebagainya.

Keempat, mereka udah mulai menyadari bahwa memiliki ilmuwan aja engga cukup, oleh karenanya mereka butuh pemikir juga.

Kelima, mereka juga rajin mengundang atau mendatangkan langsung Universitas-universitas dari Eropa dan AS untuk menanamkan liberal arts-nya. Liberal arts bisa kita definisikan: sebagai salah satu model pendidikan atau bisa dikatakan kek semacem mata kuliah perguruan yang didalamnya ada kesusastraan, filsafat, sejarah, bahasa, dan ilmu-ilmu eksakta lainnya untuk membedakannya dengan mata kuliah teknis atau profesional lainnya.

Keenam, China mulai mendirikan banyak sekali sekolah-sekolah kek yang ada di negara Finlandia, termasuk yang terkenal di sana yaitu: Finnish Waldorf School. Bahkan kabar terakhir mengatakan sudah ada sekitar 200-an sekolah semacem ini. hal ini menunjukkan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang rumit dan butuh cara pandang yang holistis.

Perlu diakui emang China hebat dalam hal kegigihan mendidik mental dan keterampilan peserta didiknya, bahkan sejak mereka masih berusia sangat muda sekalipun. Eeett... tapi masih perlu kita uji dan lihat dulu nih sebab usia pembaharuan pendidikan yang dilakukan China yang masih belum terlalu panjang alias masih muda loh, kita masih perlu lihat lagi nih apakah sistem model pendidikan ala China ini bisa menghasilkan orang-orang yang sejahtera lahir-batin? Atau jangan-jangan malah menghasilkan ahli-ahli dalam mengejar pertumbuhan ekonomi aja, dan kesuksesan bisnisnya hanya dalam konteks materialistis lagi. Gimana nih pendapat temen-temen semua? kalo ada tambahan taro aja di kolom komen yaa. Terimakasih.

 

 

Khafaratul Majlis bersama-sama... 🙏

 

 

 



[1] Sebagian refrensi dari bukunya Pak Haidar Bagir tentang, ‘Memulihkan Sekolah Memulihkan Manusia’.

[2] Masih dari buku yang sama alias Ibid., h. 143

Previous Post
Next Post

post written by:

Ada pepatah bilang begini : tak kenal maka tak sayang. Oleh karenanya marilah kita saling kenal untuk saling sayang, preet!

0 komentar: