Dari sanguin sekarang kita bergeser ke sifat dasar manusia selanjutnya, yaitu Melankolis. Kita sebagai pendidik yang tiap hari bertemu dan kenal dengan banyak anak, tentu refrensi ilmu ini sangatlah penting bagi penulis sendiri khususnya, dan juga umumnya untuk temen-temen yang membaca tulisan ini. Yap inilah Melankolis, atau biasa disebut dengan julukan ‘yang sempurna’. Tentu sifat dasar manusia bertipe melankolis ini sangatlah berbanding jauuuh sekali dengan sanguin. Mudahnya begini, melankolis adalah karakter manusia serba teratur, harus serba rapih, terjadwal, dan tersusun sesuai pola. Melankolis terkenal dengan pemikirannya yang mendalam loh, tak jarang manusia berkarakter melankolis ini suka dengan fakta-fakta, data-data, dan angka-angka.
Tentu kita masih ingat, kalo teman-teman membaca tulisan sebelumnya (#009) bahwa jika dalam sebuah pertemuan wokehlah sanguinis selalu mendominasi pembicaraan, tetapi tidak dengan melankolis. Sebab orang berwatak melankolis ini lebih cenderung menganalisa, memikirkan, dan tentu pastinya mempertimbangkan. Jika pun melankolis berbicara, bisa dipastikan apa yang ia katakan benar-benar merupakan hasil yang ia pikirkan secara mendalam sekali. Maka jangan heran apabila teman-teman menjumpai ada seseorang yang engga bisa tidur hanya gara-gara selimut yang ia gunakan belum tertata rapih, sudah pasti seseorang itu adalah melankolis fix. Jangan coba-coba mengubah isi lemari yang udah disusun oleh orang bertipe ini, sebab benar-benar ia telah mengatur sedemikian rapih mulai dari warna pakaiannya, jenisnya, klasifikasi pemakaiannya sudah sangat ia perhitungkan dengan bagus. Ia akan marah atau dongkol jika ada susunan isi lemarinya yang berubah dan tidak sesuai dengan keinginannya.
Kelebihan Melankolis:
Analitis, mendalam, serius, dan penuh pemikiran. Memang tipe orang berwatak melankolis ini bisa dibilang tipe pemikir. Ia bisa jadi berpikir sangat dalam mengenai suatu hal, tipe seperti ini biasanya dimiliki oleh para peneliti atau perancang misalnya.
Mau mengorbankan diri dan bisa mendahulukan orang lain, perasa, dan memperhatikan orang lain. Sifat dasar ini adalah salah satu sifat yang berjiwa besar, sangatlah dipuji, apalagi konteks zaman sekarang sudah sulit sekali menemukan manusia yang memiliki sifat dasar ini. Kalopun ada yaaa hanya tinggal sedikit, sebab sekarang ini sifat dasar manusia kebanyakan lebih kepada mementingkan diri sendiri sih, ya gak. Ohiya perlu diingatkan lagi bahwa mendahulukan orang lain disini artinya hanya berlaku pada urusan dunia aja yaa. Adapun urusan agama dan akhirat tidak boleh mendahulukan orang lain, harus yaaa kita duluan.
Puas di belakang layar, menghindari perhatian. Tipe melankolis adalah orang atau aktor di belakang layar, ia juga jarang atau bahkan engga begitu antusias untuk muncul di permukaan. Keknya orang bertipe ini juga udah jarang loh khususnya di zaman sekarang. Ya gak sih.
Berjiwa seni dan kreatif (filsafat dan puitis). Jika bakat seni dan kreatifitasnya digunakan untuk hal-hal baik, maka akan sangatlah bermanfaat. Kek membuat syair-syair indah, lalu mengolah kata-kata dalam menulis, bisa membuat desain grafis dan sebagainya.
Serba tertib dan teratur serta istiqomah. Ternyata orang yang sukses dan orang yang besar engga mesti ia harus pintar dan cerdas loh, akan tetapi ialah orang yang mau konsisten, terus-menerus atau istiqomah lah bahasa agamanya. Ini adalah kelebihan dari sifat melankolis, wess patut bersyukurlah.
Bisa hidup hemat dan mengatur keuangan. Sangat jelas bahwa hemat adalah ajaran Islam. Hemat dan berusaha qana’ah, menerima apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Itu kelebihan sifat dasar ini.
Kekurangan Melankolis:
Sensitif dan punya rasa curiga dan prasangka yang besar. Orang bertipe melankolis ini mudah sekali curiga dan berprasangka buruk kepada orang lain. Oleh karenanya hal demikian kudu dijauhi dah ya, buang semua prsangka buruk atau dugaan-dugaan gak jelas.
Perfeksionis dan punya standar yang tinggi. hayoo ngaku jujur dah, ada engga tuh di dalam hati dan pikiran teman-teman? Kalo ada berarti coba dikurang-kurangin dah, tapi.... kalo buat urusan akhirat sih engga apa-apa memiliki cita-cita dan standar yang tinggi. kek misalnya: berdoa dan minta surga yang terbaik.
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan) dan mudah pesimis. Nah kalo sampe begini nih, engga boleh ya.... Kita justru harus optimis loh. Jika ada masalah kita harus yakin pasti masalah tersebut ada kok solusinya alias jalan keluarnya, asalkan kita berusaha dulu dong dan terus berusaha serta tidak lupa untuk berdoa memohon pertolongan kepada Tuhan.
Susah gembira, susah melupakan masalah, dan pendendam. Biasanya melankolis bersedih karena ia masih menganggap ada sesuatu yang kurang dan sesuatu itu belum sempurna (wajarlah emang melankolis julukannya ‘yang sempurna’). Jeleknya lagi melankolis memang mudah sakit hati. Ia cendrung menyimpan kesalahan orang dengan kuat dalam benaknya, maka jadilah ia orang yang susah memaafkan dan menyimpan dendam. Ia juga mempunyai karakteristik yang tidak langsung mengungkapkan kekesalannya atau langsung marah aja sih jika ada yang menyakitinya. Solusinya nih coba dah wahai orang-orang melankolis hendaknya kalian banyak-banyak belajar memaafkan orang lain dengan mengingat akan kebaikan orang tersebut, dan juga untuk sering-sering melihat yang di bawah dah supaya kalian bersyukur.
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah. Nah ini kelemahan melankolis dimana ketika melakukan kesalahan sedikiiiit aja, langsung dah ia akan terus-menerus memikirkannya seolah-olah dia yang sempurna langsung cacat dengan kesalahannya yang sedikit itu. Tinggal bagaimana kita menyikapinya seperti apa, kan seharusnya ketika melakukan kesalahan, segeralah secepatnya bangkit perbaiki dan iringi dan balas dengan melakukan kebaikan. Wokeh.
Melewatkan dan menghabiskan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan. Yaa kalo sampe buang-buang waktu banyak sih mubazir juga. Maklum lah diakan dijuluki ‘yang sempurna’ makannya julukan itu sangat menempel kuat dengan sempurna.
Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik yang menentang dirinya. Jika melankolis ini adalah seorang yang tidak memiliki jiwa besar, wah ini bahaya, karena ia akan dengan mudah mengkritik orang lain. Bisa jadi kritikan tersebut adalah kritikan yang dalam dan sangat mengena sekali bagi orang lain, tetapi ia lupa terhadap dirinya sendiri. Ia lupa bahwa ia juga mempunyai kekurangan, bahkan bisa jadi apa yang ia kritik berupa kesalahan, ternyata ia juga melakukan kesalahan tersebut atau ia juga mempunyai sifat jelek tersebut. Wallahu a’lam bish showabi.... dah segitu dulu, tinggal dua sifat dasar lagi yang belum dibahas, lanjut besok lagi ya. Terimakasih semoga ada manfaatnya.
Khafaratul Majlis bersama-sama...🙏
0 komentar: