Psikologi Islam-Koleris        Sebelumnya udah dibahas sifat Sanguin (yang populer) dan Melankolis (yang sempurna), nah sekarang giliran bahas sifat Koleris. Koleris atau bisa juga dijuluki dengan istilah ‘yang kuat’, orang-orang yang berwatak koleris ini umumnya suka sekali untuk mengatur orang, suka maen tunjuk-tunjuk atau suka perintah-perintah orang, tipe orang koleris juga engga mau ada penonton dalam aktifitasnya. Akibat dari ulahnya yang ‘sok kek jadi bos’ ini  nih, orang koleris biasanya nih ya itu engga punya banyak temen wkwk, iyalah sebab orang-orang pada menghindar atau menjauh supaya engga jadi ‘korban’ karakternya itu yang suka mengatur dan engga mau kalah.

Selain itu, orang bertipe koleris juga sangatlah menyukai tantangan, suka dengan petualangan, dan mereka udah pasti berpikir begini: ‘hanya saya yang bisa menyelesaikan segalanya. Tanpa saya semuanya akan berantakan’. Manusia koleris juga sangat terkenal dengan “goal oriented-nya” alias berorientasi pada tujuan. Terkenal dengan ketegasannya, kuat juga, cepat, dan tangkas mengerjakan sesuatu. Hampir dapat dipastikan apa yang akan orang-orang koleris lakukan akan tercapai seperti yang ia katakan, sebab ia engga mudah menyerah serta engga mudah pula mengalah.

 

Kelebihan Koleris:

Seneng memimpin, membuat keputusan, dinamis, dan aktif serta unggul dalam keadaan darurat. Inilah yang dibutuhkan oleh setiap orang seharusnya, sebab jiwa pemimpin sangat dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan. Jiwa pemimpin yang minimal yaaa... bisa memimpin diri sendiri lah untuk ke arah yang lebih baik.

Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran dan terget. Memang orang koleris beruntung dengan sikap ini. Untuk mencapai keinginannya tersebut maka ia harus semangat dan semangat serta berkemauan baja dengan slogan ‘sekali berpedang, pantang disarungkan’. Sudah tentu dengan modal sifat dasar ini sebaiknya diarahkan kepada hal-hal yang bermanfaat dan penuh tekad berusaha untuk mencapainya.

Bebas dan mandiri. Bisa jadi orang koleris akan merasa gengsi jika harus numpang makan pada orang lain misalnya. Ia akan merasa harga dirinya jatuh jika ia banyak bergantung dengan orang lain, sebab harga diri orang koleris cukup tinggi. Memang kita engga boleh sih bergantung banyak terhadap mahluk dan harus bisa mandiri, jika kita bisa mengerjakannya sendiri silahkan kerjakan. Kecuali untuk hal-hal yang memang benar-benar tidak bisa atau memang bukan kompetensinya maka silahkan meminta bantuan. Seorang koleris bisa mandiri, tetapi jangan terlalu mandiri juga yah dalam artian terlalu percaya diri banget, nah itu engga boleh sebab masih ada Tuhan tempat bergantung dan menaruh harapan. Silahkan pede sewajarnya aja, tapi jangan lupakan Tuhan.

Berani menghadapi tantangan dan masalah. Kelebihan dari sifat koleris ini juga bisa kita ambil dan pelajari, misal: kita haruslah pemberani, tidak pengecut. Berani menegakkan yang benar dan berkata yang sesungguhnya.

Berprinsip “hari ini pokoknya mah harus lebih baik dari kemaren, hari esok harus lebih baik dari hari ini”, dan biasanya punya visi ke depan. Hikmah yang bisa kita ambil dari sifat koleris ini yaitu, bahwa setiap diri kita harus mempunyai target dan visi masa depan dalam hal apapun itu. Jangan sampai kita berprinsip begini: ‘ah hidup mah jalanin mengalir aja lah’, nah yang kaya gini nih kudu dibuang jauh-jauh, karena sesuatu yang mengalir pasti akan selalu mengarah dari atas ke bawah. Nah loh, makannya harus punya target atau visi yaaa... kek target ke depan apa atau target jangka pendek, menengah, dan panjang saya itu harus sudah ini itu. Nah itu baru keren.

 

Kelemahan Koleris:

Gak sabaran dan cepet marah (kasar dan gak taktis). Sudah pasti kelemahan ini terkadang membuatnya agak dijauhi oleh teman-temannya atau orang lain. Khususnya, ketika ia akan marah, ia akan meluapkan kemarahannya dengan tanpa pandang bulu dan tanpa melihat keadaan terlebih dahulu.

Seneng maen perintah aja, memanipulasi, dan menuntut orang lain dan cenderung memperalat orang lain. Sebaiknya orang koleris tuh mikir, coba dah kalau ente ada diposisi orang yang sering diperintah-perintah oleh orang lain yang mungkin dengan bahasa yang kasar, tentu engga enak kan. Oleh karenannya perlakukanlah orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Ohiya, khusus dipoint ini tak kasih perbedaan antara ‘Bos dan Leader’ biar koleris paham dah: 

 

Bos

Leader

Memerintah pegawai

Melatih mereka

Mengandalkan otoritas

Atas niat baik

Menambahkan ketakutan

Menciptakan antusiasme

Mengatakan ‘saya’

Mengatakan ‘kita’

Menyalahkan saat ada masalah

Membereskan masalah

Mengetahui cara menyelesaikan

Menunjukkan cara menyelesaikan

Memanfaatkan orang

Membangun manusia

Mengambil pujian

Memberikan pujian

Memerintah dan mengatakan ‘pergi’

Meminta tolong dan mengatakan ‘mari pergi bersama’

Sumbernya: buku ‘Psikologi Islam Yang Sempurna’, karya dari ‘dr. Raehanul Bahraen'

Terlalu kaku dan keras, tidak terlalu menyukai air mata dan emosi serta tidak simpatik. Solusinya yo coba dah orang bertipe koleris ini untuk berusaha berhias sedikit dengan kelembutan dan terus mengusahakannya. Jika masih susah juga, ya terus berusahalah dan terus berusaha sambil melatih dan terus dilatih. Ditambah lagi sering-sering sharing dengan orang yang sudah memiliki sifat lembut, tanyalah kepadanya bagaimana cara menyikapi suatu kejadian dengan sikap lembut. Pasti bisa.

Sering membuat keputusan tergesa-gesa, engga terlalu suka yang sepele dan bertele-tele. Sifat dasar ini emang terkadang ingin segera, dan terburu-buru alias gak sabaran. Seringnya ia mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang dan bisa jadi karena sepele memandang sesuatu dan menganggapnya 'gampang ini ah'. Ada baiknya orang berwatak koleris ini jika ingin mengambil keputusan apapun itu, hendaknya dimusyawarahkan dulu dengan orang yang berkepentingan atau yang memiliki ilmu pada bidangnya. Sebab semakin banyak yang berpikir, semakin banyak pula yang memberi solusi dan jalan keluar serta tidak lupa dalam menanti hasil kudu sabar.

Agak sulit buat mengaku salah dan meminta maaf. Kenapa sih kalian susaaaah bener buat meminta maaf atau ngaku salah gitu kalo sudah terbukti. Wong manusia juga kan tempatnya salah, wong sekelas Nabi juga pernah melakukan kesalahan dan hebatnya ia langsung mengakui dan meminta maaf alias taubat. Atau jangan-jangan gara-gara sifat dasar yang mudah menggampangkan atau meremehkan, sehingga orang-orang koleris menganggap bahwa hal seperti itu dianggap kecil-sepele sehingga engga perlu lah minta maaf dan pasti ia akan berpikir begini: ‘ah ngapaian minta maaf, besok juga udah lupa’, atau ‘ah ngapain minta maaf, wong tadi cuma bercanda’ dan lain-lain.... Janganlah begitu, padahal kan engga semua manusia seperti itu, ada kok beberapa manusia yang sensitif hatinya dan mudah tersinggung, makannya kudu berhati-hati lagi dah ya. Sekian.... kalo ada pertanyaan, komentar aja di bawah ya. Semoga ada manfaatnya. Terimakasih.

 

 

Khafaratul Majlis bersama-sama...🙏

 

 

Previous Post
Next Post

post written by:

Ada pepatah bilang begini : tak kenal maka tak sayang. Oleh karenanya marilah kita saling kenal untuk saling sayang, preet!

0 komentar: