Tulisan ini mungkin masih ada sangkut pautnya sama tulisan sebelumnya (#020), juga tulisan ini akan ngebahas lagi terkait monyet (#018). Jadi penulis sarankan sebelum lebih jauh baca tulisan ini, temen-temen kudu udah baca dua tulisan sebelumnya tadi ya, biar informasi yang diberikan bisa lebih jelas dan lengkap lagi.
Ngomongin soal teori evolusi atau perubahan pertumbuhan serta perkembangan, baik secara berangsur-angsur atau perlahan-lahan emang sangat menarik. Kalo menurut teorinya, evolusi antara monyet dan manusia itukan mulainya gak jauh-jauh bangetlah. Nah pertanyaannya: tapi kenapa ya manusia perkembangan evolusinya jauh lebih cepet, sedangkan monyet lambat? Padahal katanya awal mula evolusi monyet dan manusia engga beda jauh-jauh banget. Jawabannya nih ada di perbedaan wanitanya. Ya, wanita monyet dan wanita manusia.
Apa mungkin ya udah sifatnya wanita itu memilih, sedangkan laki-laki menang nembak. Atau gampangnya laki-laki itu yang nyari pasangan, sedangkan wanita yang menentukan. Nah kalo kita tarik ke dalem suatu tingkatan hierarki, mau itu hierarki masyarakat sekitar, masyarakat kampus, atau masyarakat sekolah, pasti ada yang namanya dominasi kuat dan dominasi lemah. Di dalem tingkatan hierarki juga pasti mereka ada yang saling tarung untuk menentukan siapa pemenangnya, siapa penguasanya, atau siapa rajanya dan lain-lain.
Selain itu, perbedaan evolusi monyet dan manusia ada karena satu sebab ini, yaitu kalo wanita manusia: dia akan memilih laki-laki yang hierarkinya paling tinggi dalam suatu hierarki. Sudah pasti dan itu normal serta wajar-wajar aja. Wanita manusia juga akan memilih pasangannya yang paling kompeten, yang paling pintar, yang paling kuat, dan yang mampu menjaga itu yang akan dia pilih. Sehingga nantinya keturunan atau anak-anak yang dihasilkannya bisa menjadi penerus yang baik dan berkompeten.
Nah, kalo wanita monyet: itu dia tidak memilih. Artinya sama siapa aja dia mau, sama laki-laki A, B, C dan seterusnya dia mau aja. Tetapi justru yang jadi satu-satunya penghalang wanita monyet itu ada dipasangannya, yaitu sih laki-lakinya. Karena sih laki-laki monyet ini dia saling tarung satu sama lain, saling mengusir siapa aja kalo ada yang berani mendekati sih wanita monyet pilihannya. Padahal tadi sudah dibilang, bahwa wanita monyet itu mau dengan siapa aja bahkan dengan semuanya dia mau. Sehingga nanti akibatnya wanita monyet engga jadi menikah, engga memiliki keturunan atau anak.
Nah, itu tadi yang membuat perbedaan antara evolusi manusia dan monyet. Dimana manusia menjadi lebih cepet evolusinya karena dia memilih yang terbaik demi generasinya. Sedangkan monyet lambat evolusinya karena dia engga memilih yang terbaik, dia cenderung seadanya aja dalam memilih.
Ohiya, seandainya nih ya, seandainya loh, kalo ide di atas kita pake buat milih pemimpin kira-kira gimana ya. Mau itu pemimpin di masyarakat, pemimpin di sekolah, pemimpin di kampus, lebih-lebih di suatu negara. mau yang model manusia atau monyet? Mau yang nyari model terbaik atau seadanya? Wkwkwk.... Nah kalo kita milih yang terbaik atau kompeten di lingkungan kita buat jadi pemimpin, berarti kita berevolusi cepet kek manusia. Tapi kalo kita milih seadanya ajalah, masa bodoh, ikut-ikutan, yaaa jangan kaget kalo pertumbuhan kita lambat kek monyet.
Padahal kalo kita liat saat ini rasa-rasanya kok evolusi pemimpin kita sebagian besar lambat ya, bukannya cepet? Tapiii contoh lainnya misal: disaat ada momentum pemilihan pemimpin, rasanya-rasanya kok kita cenderung masih aja milih yang seadanya ajalah. Nah, kalo itu bener, berarti kita semua masih menjadi wanita monyet dong. Atau bisa juga karena kita belum memiliki parameter untuk mencari siapa-siapa yang terbaik. Solusinya yaaa paling kita harus kenal atau gak tanya langsung juga bisa. Dan kalo ada tambahan taro aja di kolom komentar ya, semoga ada manfaatnya. Suwun....
Khafaratul Majlis bersama-sama...🙏
0 komentar: