#034 : Delapan Golongan Orang Bertaqwa?

Oleh-oleh satu Syawal kemarin yang masih membekas hingga detik ini dan akan selalu diingat. Katanya, ada delapan golongan orang yang bertaqwa:

Tingkatan paling bawah ada orang-orang kafir. Mereka itu juga bisa dikatakan sebagai orang yang taqwa loh (percaya terhadap kepercayaan ya) 

Naik satu level di atasnya, ada golongan orang-orang murtad. Point pentingnya adalah kalo murtadnya sekali kemudian ia kembali login, maka Allah akan maafkan. Tapi kalo berkali-kali keluar masuk, yasudah, Allah tutup pintu tobatnya.

Naik satu level di atasnya lagi, ada golongan orang-orang muslim syirik. Dengan kata lain ia beragama, tapi percaya juga sama hal-hal yang sifatnya menjerumus kepada perbuatan syirik, kek percaya inilah itulah.

Level di atasnya lagi, ada golongan orang-orang muslim munafik. Alias bermuka dua. Nah ini bahaya juga nih.

Di atasnya lagi, ada golongan orang-orang muslim tapi fasik. Ia beragama tetapi enggan menjalankan amalan-amalannya. Istilahnya “KTP doang ada tulisan beragamanya tapi kelakuannya engga banget bahkan jauh dari ajaran agama”. Misal loh ya.

Nah, masuk posisi tiga besar, ada golongan orang-orang Muslim. Kemudian dua besar, ada golongan orang-orang Mukmin. Dan posisi paling atas, ada golongan orang-orang Muttaqin.

peyangg.blogspot.com


x

Pertanyaannya, gimana caranya bedain antara golongan orang-orang Muslim dengan Mukmin, dan Muttaqin? Begini analoginya:

Golongan Muslim ketika denger adzan, responnya: ah baru adzan, ah nanti-nanti aja sembahyang nya, ah baru jam satu dan macem-macem alesan lainnya, tapi ia tetep melaksanakannya.

Golongan Mukmin ketika denger adzan, responnya: ia langsung bergegas wudhu, langsung sembahyang diawal waktu.

Golongan Muttaqin, ketika setengah jam mendekati waktu sembahyang, ia sudah wudhu, ia sudah rapih, bahkan sebelum adzan berkumandang ia sudah melaksanakan sholat sunah terlebih dahulu, melaksanakan tadarus, melaksanakan zikir serta bersholawat.


Pertanyaannya. Dimana posisi kita? Suwun....






 

x

#033 : Manusia Modern ?

Awalnya bingung mau nulis apa sebab udah lama juga gak nulis lagi. Terakhir kali nulis itu ada diedisi #032, akhir tahun lalu. Udah cukup lama dari target yang harusnya satu bulan sekali diagendakan, tapi akhirnya susah untuk diwujudkan, ya gak apa-apa lah yang penting masih berusaha.

Diawal-awal sempat bingung lagi, kira-kira mau ngangkat tema apa sebab tulisan sebelumnya momennya bagus, yaitu soal drama jelang hajatan besar negeri ini. Nah, kalo sekarang momennya tuh sebetulnya ada juga sih, pasca pemilihan umum, tapi keknya udah keburu males bahas gitu-gituan lagi, tapi yaaa nanti nyerempet tipis-tipis ke situ gak apa-apa.

peyangg.blogspot.cpm

Gimana kalo kita mulai dengan pertanyaan aja, begini: Apa sih manusia modern itu? Apakah dia yang meletakkan etika di atas segalanya? Ah engga engga, gak mungkin, kenyataannya sekarang banyak masyarakat yang sebel ngeliat adanya perilaku menyimpang yang udah jelas-jelas dan nyata itu salah, eeeeeeh tapi malah bisa bebas alias lolos gitu aja karena katanya prosedural formal hukum yang gak memadai. Atau karena kemampuan peradilan yang gak mampu menyentuh orang-orang yang memiliki power? Tapi kalo dipikir-pikir, ini mirip ya sama tingkah laku kepemimpinan hari ini, yang dimana udah banyak kegilaan yang dilakukannya hingga kita sebagai rakyat cuma bisa geleng-geleng kepala tak berkesudahan.

Padahal kita udah tau bahwasannya sejak dari dulu Tuhan udah mengutus salah satu Nabi atau Rasul pilihan-Nya untuk memperbaiki moral atau akhlak masyarakat yang kala itu dinilai udah gak sejalan dengan hakikat manusia itu sendiri. Kenapa demikian, sebab para pemimpinnya dan masyarakatnya melakukan yang namanya penyimpangan. Nah, kita disuruh belajar dari situ.

Pertanyaannya masih sama. Apa sih manusia modern itu? Apakah dia yang memanfaatkan IPTEK hanya untuk meningkatkan jumlah produksi tanpa batas, juga mengeksploitasi bumi dan memperbudak manusia? Apakah dia yang selalu manut dengan setiap perintah yang diberikan oleh atasannya? Apakah dia yang memanfaatkan IPTEK hanya untuk memenuhi hasrat keserakahannya? Apakah dia yang banyak menguasai berbagai macam bidang sains? Ditambah lagi di era sekarang yang banjir akan informasi dimana-mana, dan seolah-olah manusia menjadi mahluk yang paling bener dibalik layar gawai dan papan ketiknya itu.

Apa itu manusia modern? Apakah dia yang disebut sebagai generasi sandwich? Generasi yang harus menanggung hidup orang tuanya, anaknya, dan dirinya sendiri. Selain itu, dia juga yang harus bertanggung jawab pula dengan urusan orang tuanya, orang yang dituakannya, dan juga dirinya sendiri?

Manusia modern itu apa sih? Apakah dia yang memiliki rasa cinta seperti cintanya Layla-Majnun? Dalam kisahnya, laki-laki bernama Majnun itu sedang dimabuk asmara oleh Layla, seorang perempuan yang dicintainya, namun cinta mereka terhalang oleh restu orang tua, lantas Majnun menjadi stres dan gila bahkan kehidupannya udah kalang kabut akibat cinta yang berlebihannya itu. Bahaya sih emang.

Tapi dari kisah ini kita bisa belajar, yaitu sikap kesetiaan yang ikhlas, juga tentang ketabahan dan keteguhan hati, lalu bagaimana belajar tentang menyikapi sebuah takdir atau ketentuan Tuhan, dan memaknai kehidupan yang mendalam. Yaaa semoga kita bisa terhindar dari pemahaman yang salah tentang cinta. Apalagi cinta kekuasaan.

Opo wong modern iku? Apakah dia yang bisa mengenyam pendidikan di kota? Apakah dia yang bersekolah di gedung yang bagus serta tinggi, seragam yang keren, fasilitas yang okeh, serta bayaran SPP jutaan tiap bulannya yang kemudian berasumsi menganggap mereka yang berpendidikan di desa sangatlah terbelakang darinya?

Eh tapi, kenyataannya zaman udah berubah, makin kesini pendidikan udah saling terbuka deng. Kini yang dibutuhin bukan cuma kecerdasan sempit alias satu dimensi aja, melainkan juga serangkaian kemampuan kompetensi yang holistik.

Terakhir, Apa sih manusia modern itu? Bentar, masih inget gak sama kisah Rasul atau Nabi Muhammad SAW., yang kala itu melakukan hijrah ke suatu daerah yang dimana padahal disitu masih ada salah satu keluarga dekat dari Rasulullah SAW., singkat cerita setelah Rasul berhasil menemuinya, lalu memberikan nasihat-nasihat terbaiknya eh tapi malah pada akhirnya respon masyarakat disitu amatlah buruk. Mereka marah, mencaci maki, lalu mengusirnya, bahkan Rasulullah SAW. mendapat ancaman akan dibunuh. Lebih parahnya lagi masyarakat (Thaif) melempari Rasul dengan menggunakan batu lalu mengenai salah satu bagian tubuhnya dan terluka. Sungguh perilaku yang sangat menyimpang.

Pada posisi terjepit ini, Malaikat Jibril mencoba melamar, merayu, menawarkan sekaligus meminta untuk memohon supaya Rasulullah SAW. meminta kepada Allah untuk menghancurkan masyarakat Thaif dengan cara meledakkan beberapa bukit, sehingga bebatuan di bukit itu dapat menjatuhi masyarakat Thaif. Tapi justru Rasulullah SAW. lebih memilih bergeming, karena emang bukan itu respon yang beliau pengen. Malahan Rasul justru memilih untuk mendoakan masyarakat Tahif supaya dikemudian hari ada diantara keturunan Thaif yang beriman, dan doa itu benar-benar terkabulkan.

Dari peristiwa Thaif ini, kita bisa belajar gimana sebegitu hebatnya logika atau pola pikir Rasul dalam memutuskan apa-apa yang seharusnya, bahkan sekaliber Malaikat Jibril aja engga mampu menjangkau logika dari pada Rasul tersebut. Atau mungkin juga Rasulullah SAW. sendiri mampu menjangkau logika Allah SWT. (?) Apa seharusnya begini ya manusia modern itu??? 


Suwun….

#032 : Drama (blunder) lagi

Ora ada hubungannya sama debat maren, tenang. Tipis-tipis dulu aja alias sing ringan-ringan wae, jangan langsung digas. Ohiya disclaimer dulu, ini bukan lagi kampanye ya, apa lagi soal dukung mendukung salah satu paslon, bukan bukan. Tapi mungkin tulisan ini masih ada kaitannya sih sama tulisan sebelumnya #031.

Peyangg.blogspot.com

Emang paling enak tuh nyari-nyari kesalahan orang lain, bener. Tapi positifnya, ini bisa jadi pelajaran buat semua, biar ora jatuh ke lubang yang sama katanya. Tapi kalo tetep jatuh pada lubang yang sama yaaa itu namanya keterlaluan alias blunder.

Ohiya ngomongin blunder biasanya sering kita denger pada sebuah permainan olahraga kek sepak bola, basket dan sebagainya. Gampangnya blunder itu adalah sebuah kesalahan yang memalukan sebagai akibat dari kebodohan atau kecerobohan diri sendiri. Kalo dalam dunia olahraga, ada pemain yang ngelakuin kesalahan ini bisa membuat timnya rugi. Atau contoh sederhananya begini: kamu pengen manggil nama pacarmu nih, eh yang keluar dari mulut malah nama mantanmu, wadduh ini blunder nih wkwk….

Nah sama, keknya akhir-akhir ini panggung politik kita lagi banyak banget blundernya deh (?) gak percaya, nih tak kasih tau. Masih inget tempo hari itu ada salah satu tokoh yang mengeluarkan statement terkait rapor merah penegakan hukum di era pemerintahan sekarang. Kok bisa-bisanya ya dia ngomong begitu, dia lupa tah kan pemimpin yang menjabat sekarang itu berasal dari produk mu sendiri.

Lanjut. Masih inget ada juga salah satu tokoh yang lagi Car Free Day di hari minggu eeeeh dia malah asik bagi-bagi susu di HI. Yaaaa gimana ya, takut jadi salah paham aja nanti dikira ada sosialisasi penyampaian visi, misi. Bukannya apa-apa toh diperaturan kan udah jelas, gak boleh ada kegiatan politik di CFD. Gak itu aja, bahkan kemarin sempat rame soal salah sebut asam sulfat buat ibu hamil wkwk… kan harusnya asam folat ya? Ini sih blunder parah.

Juga masih inget, ada salah satu tokoh yang gak mau dateng untuk diajak diskusi atau debat? Alesannya sih katanya, dia cuma mau dateng untuk debat atau diskusi kalo acara itu bener-bener resmi dari penyelenggara KPU aja. Padahal kalo kita liat dari sudut pandang yang lain momentum kek diskusi atau debat gini bisa jadi ajang kampanye buat memaparkan visi, misi, dan program termasuk upaya untuk meraih simpati para pemilih sehingga bisa terbangun tuh koneksi dengan rakyat atas janjinya yang disampaikannya itu tadi.

Ada juga tokoh yang ditanya sama kaum milenial terkait sulitnya mendapatkan pekerjaan eeeeeh dia jawab singkat banget, “jadi pengusaha aja” wkwkwk… gak segampang itu bos, kesannya kek asal jawab aja dan gak sama sekali menyentuh akar permasalahannya.

Drama Blunder lagi

Belom lagi soal pernyataan dari salah satu ketum parpol yang mengatakan bahwa penguasa sekarang bak orba. Loh loh loh sebentar, bukannya selama hampir sepuluh tahun ini kamu ya yang berkuasa tah?

Gak sampe disini aja, blunder yang berujung minta maaf juga terjadi kepada salah satu caleg yang menyinggung terkait adanya politik dinasti di Jogja yang otomatis membuat sebagian masyarakat kecewa, marah dan pada gilirannya saling lapor melaporkan.

Yaaa begitulah manusia, kadang suka banget yang namanya buat blunder, baik sengaja ataupun engga. Wis lah point pentingnya adalah: cerita ini belom usai cuma hanya kepenggal sesaat aja dan mari kita lanjutkan kembali! Suwun….

 

#031 : Drama (udah) dimulai !
Drama 2024 dimulai

Random aja sih awalnya mau apa yang dibahas atau ditulis. Ngalor ngidul sambil duduk, sambil nyender, sambil mikir, sambil baca, sambil nyaksiin keknya bahas tentang drama politik yang lagi otw dua ribu dua puluh empat menarik sih?

Yah, namanya juga drama pasti ada aja yang bikin heboh. Kek udah ber-episode-episode atau ber-series aja tiap hari kita bisa liat, kita bisa baca, kita bisa denger lewat media massa maupun media sosial yang di dalemnya udah disuguhin sama alur cerita yang beragam. Belom lagi kita dipertontonkan oleh kisah romansa koalisi yang menarik, disajikan juga duel elektabilitas yang saling sikut hingga oposisi yang seolah-olah merasa tersakiti.

Yaaaa kalo ditanya “siapa aktornya?” yaaaa udah pastilah para politikus dan para elit partai. Eh, sama para simpatisannya juga deng.

Drama 2024 sudah dimulai

Masih inget soal perubahan jadwal masa pendaftaran pemilu yang tiba-tiba dirubah atau dimajukan? Yang awalnya jadwal pendaftaran dimulai tanggal 19 Okt – 25 Nov, eh digeser ke tanggal 10 Okt – 16 Okt. Nah ini drama nih. Apa urgensinya? Harusnya kudu ada penjelasan dulu ke publik secara rinci terkait alasan perubahan tersebut. Yaaa walaupun pada akhirnya publik juga udah bisa nebak sih pasti mereka ngeluarin dalil “kalo gak dimajuin bisa ganggu kegiatan pemilu alias bakalan gak kekejar nantinya”, katanya.

Masih inget soal kejadian dipanggilnya salah satu bacawapres ke komisi anti rasuah beberapa waktu yang lalu? Nah ini drama lagi nih. Padahal kita tau, baru banget dia mendeklarasikan sebagai bakal calon eeeh besoknya langsung dicolek. Kalo udah gini banyak banget opini-opini liar yang muncul dan mengatakan ah pemanggilan tersebut sarat dengan nuansa politik alias buat saling jegal doang (?) Lagian wong kasuse wis sue, wis awit mbiyen tahun 2012 koh nembe muncul maning ditahun 2023 ini. Ya meskipun hanya sebatas sebagai saksi aja sih.

Juga masih ingat soal isu yang baru-baru ini muncul, terkait keinginan adanya dua paslon aja? Nah ini juga drama loh. Padahal kan kita menganut sistem demokrasi ya, harusnya banyakin aja tuh paslon paslon yang maju atau nyalonin, sebab dengan pilihan yang banyak tak jamin dah ruang publik bakalan makin tersalurkan sehingga gak terjadi yang namanya apatisme politik.

Yaaaa kalo seandainya besok dua ribu dua puluh empat cuma ada dua paslon aja, agak khawatir juga sih muncul lagi dah tuh nanti polarisasi politik kek 2019 kemaren (?) Yaaa harapannya semoga rakyat diberikan lebih banyak pilihan, gak cuma di faith a comply sama dua pilihan aja, ya semoga. Jadi kapan nih bikin poros ketiga keempat kelima dan keenam hehehe....

peyangg.blogspot.com

Terakhir sebagai penutup, kalo kita amati keknya ada dua narasi besar yang muncul terkait visi kepemimpinan nasional yang bisa dijual saat pemilu besok, yaitu narasi perubahan dan narasi keberlanjutan. Ya ga sih (?) Secara logika kek sih A ngalor, sih B ngidul, gak ketemu dah tuh. Nah ini drama banget sumpah, yang penuh dengan kejutan dan dinamika.

Yang satu bawa konsep perubahan, dimana orang awam banyak menafsirkan atau banyak yang mencurigai sebagai upaya mengoreksi atau mengganti semua kebijakan-program yang udah ada. Dan yang satu pengennya kekeh alias ngotot sama konsep keberlanjutannya, yang bisa aja kita artikan sebagai keinginan untuk meneruskan legacy dari kepemimpinan sebelumnya.

Ya begitulah drama politik kita hari ini, sekarang jadi kawan besok bisa aja jadi lawan. Ini juga yang dirasakan oleh beberapa parpol kontestan pemilu. Kemaren ada dibarisan KIM eh sekarang udah keluar. Kemaren yang keliatan mesra kek orang pacaran eh kawinnya sama orang lain, kentiiiiiirrr....

Bentar bentar, ini kan dua konsep yang berbeda ya antara perubahan dan keberlanjutan? Tapi dengan masuknya salah satu parpol yang katanya berideologi moderat itu ke dalam koalisi perubahan tanpa sadar sedikitnya udah ngemasukin unsur dari konsep keberlanjutan loh. Sebaliknya, dengan bergabungnya parpol berlogo Mercy ke dalam KIM juga tanpa sadar bisa aja ngerubah slogan mereka dengan konsep keberlanjutannya. Sebab parpol berlogo Mercy tersebut udah lama loh pengen menyuarakan adanya perubahan, tapi disatu sisi mereka masuk ke dalam barisan koalisi government. Menarik dan sangat cair sekali drama ini.

Yaaaa harapannya semoga ke depan udah gak ada lagi yang saling menuduh bahwa yang ngedukung perubahan berarti dia gak menginginkan keberlanjutan, atau sebaliknya siapa yang menarasikan keberlanjutan berarti dia gak pengen adanya perbaikan.

Justru malah keberlanjutan engga bisa terlepas dari elemen-elemen perubahan itu sendiri. Emangnya lo kira dari sekian banyaknya kebijakan gak ada satu pun yang keliru? Ooooh pasti ada aja yang masih keliru dan itu perlu diperbaiki alias dirubah, namanya juga manusia. Jadi, untuk para pendukung keberlanjutan tak ingetin nih mestinya gak usah alergi dengan yang namanya perubahan, wokeh.

Begitupun dengan perubahan, sejatinya bukan berarti main batal, main hapus, main gak mau nerusin kebijakan yang udah ada, bukan, bukan seperti itu. Tapi malah perubahan justru akan lebih memperkaya sekaligus memberikan keadilan kepada seluruh masyarakat. Karena itu, dalem konteks menjalankan roda government, justru meneruskan yang baik serta mengubah yang gak baik sesungguhnya adalah hal yang lumrah. Suwun!

 

 

 

#030 : Komunikasi

Soal komunikasi yang kembali dateng beberapa hari yang lalu, bersyukur alhamdulillah seneng pake banget. Tapi disatu sisi timbul sebuah pertanyaan. Kira-kira masuk ke dalem mana tingkatan komunikasi ini ya ?

Peyangg.blogspot.com

Kalo kata Pak Mules Munroe, ada lima tingkatan komunikasi dalem berhubungan "romantis". Tapi menurut ku gak cuma soal romantisnya aja, ini bisa masuk ke mana aja yang penting judulnya komunikasi antara dua atau tiga orang atau lebih. Bahkan komunikasi pemimpin dengan rakyatnya juga bisa.

Pertama, komunikasi "b aja" alias biasa aja. Contohnya ketemu orang asing yang baru dikenal, misal: lagi antri atau lagi di jalan, biasanya cuma "say hello" aja. Ohiya komunikasi ini sifatnya dangkal dan aman, berisikan juga topik yang sifatnya umum gak ngelibatin topik-topik pribadi.

Kedua, komunikasi yang udah ngelibatin tentang orang lain. Misal: awalnya pengen ngobrolin tentang latar belakang masing-masing eh gak taunya malah ngobrolin atau gibahin temenlah, sahabatlah, inilah, itulah. Tapi disatu sisi dengan ngobrolin hal tersebut bisa ngebuat nyaman satu sama lain.

Ketiga, komunikasi sejati. Pada tahap ini udah mulai berani buat ngeluarin ekspresi diri kek semacem ide-ide, pendapat, gagasan, juga keputusan yang dibuat. Pada tahap ini juga udah mulai ngerasa nyambung dan berhasil buat ngedapetin respon satu sama lain. Ohiya komunikasi ditahap ini juga sifatnya udah mulai terbuka tentang dirinya terhadap lawan bicaranya.

Tapi jangan lupa, pada tahap komunikasi di sini ada yang namanya resiko. Sebab biasanya kalo udah saling terbuka, saling tuker pikiran, ide, pendapat, gagasan, juga keputusan, tanpa sadar kita juga sedang ngebuka kemungkinan adanya penolakan.

Keempat, komunikasi pada tahap ini udah lebih maju dari sebelumnya. Pada tahap ini juga udah lebih terbuka dan udah mulai berbagi emosi satu sama lain. Dengan kata lain, keduanya udah saling nyaman, ngobrolnya juga udah bukan sekedar aku kamu lagi tapi juga soal kita.

Pada tahap ini juga topik yang dibicarakan udah jauh lebih intim kek soal cita-cita, harapan bersama, atau ngomongin bisnis bersama, bahas keinginan beli rumah juga bisa, atau merencanakan untuk memiliki jumlah anak.

Kelima, komunikasi tingkat emosional. Ini merupakan komunikasi tertinggi. Disini udah gak ada lagi yang namanya rahasia-rahasia-an, udah gak ada lagi area-area terlarang antara keduanya untuk dimasuki bersama-sama.

Komunikasi keduanya udah mulai bebas dan cukup aman untuk saling jujur. Tapi jangan lupa, masih ada yang namanya resiko penolakan. Ohiya tingkat komunikasi di sini gak bisa langsung terjadi gitu aja, terkadang harus ngelewatin atau mengulang dari tingkat sebelumnya terlebih dahulu.

Jadi kembali ke pertanyaan di atas, jawabannya ya dikira-kira ajalah ya. Tentunya masih banyak ruang yang masih tertutup satu sama lain, dan emang masih butuh waktu sih untuk ngebukanya satu persatu.... Ayo!

 

#029 : Panca dan Sila !

Masih inget betul apa kata Mbah Jiwo, katanya begini: Pancasila itu dasarnya sila kesatu sampai ketiga. Cara untuk mencapainya dengan menggunakan sila keempat. Dan tujuannya adalah sila kelima. Eeet tenang ini cuma sebagai pengantar aja.

peyangg.blogspot.com


Kita ketahui bahwa dalam perumusan Pancasila ini banyak sekali mengalami proses yang sangat dinamis sejak pidato Soekarno ditanggal 1 Juni tahun 1945, kemudian gak lama berselang ada peristiwa Piagam Jakarta ditanggal 22 dibulan dan tahun yang sama (Juni 1945), sampe pada akhirnya ke rumusan final ditanggal 18 Agustus tahun 1945.[1]

Point pentingnya adalah bisa kita bayangkan bagaimana momentum kala itu sangatlah luar biasa, dimana ini merupakan suatu kesepakatan alias permufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara nasional dari seluruh golongan bangsa yang berlatar belakang majemuk bisa loh menjadi sebuah Bhineka Tunggal Ika.

Gak cuma sampe disitu aja, kita bisa bayangkan bagaimana para tokoh bangsa kala itu sangatlah lihai meracik antara Pancasila dengan kemajemukan sehingga terjadi titik temu di atas nilai proses musyawarah-mufakatnya yang pada ujungnya sama sekali tidak menunjukkan sifat egoisme diri maupun golongan, bahkan para tokoh kala itu lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya. Inget ya kala itu loh.

Tentu ada beberapa faktor yang membuat mereka seperti itu, salah satunya: mereka (para pejuang/tokoh) menghayati betul gimana susahnya meraih kemerdekaan yang udah dikhidmatkan oleh seluruh rakyat dalam ngelawan penjajah. Mereka juga ngalamin betapa sulitnya menentukan dasar negara Pancasila serta membangun kembali Indonesia pasca kemerdekaan.

Sekali lagi, kita sepakat bahwa seluruh sila Pancasila merupakan hasil pemikiran dan permufakatan bersama yang secara nyata mengandung nilai-nilai fundamental lagi moderat alias tidak ekstrem. Ini terbukti ketika Soekarno menawarkan lima sila dari Pancasila saat sidang BPUPKI, dimana tergambar jelas pemikiran beliau yang sangat moderat kala itu.

Soal Nasionalisme dan Kebangsaan. Soekarno bilang: “kita mendirikan satu negara kebangsaan Indonesia” di atas dasar kebangsaan, tetapi disadari pula ada loh kekhawatiran yang bernama nasionalisme ini, dimana nasionalisme bisa aja berubah menjadi chauvinisme alias cinta tanah air secara berlebihan.

Soal sila kedua Internasionalisme alias Perikemanusiaan. Soekarno ngingetin: “kalo saya bilang Internasionalisme, bukan saya bermaksud untuk kosmopolitanisme” (paham yang berpandangan bahwa seseorang gak perlu mempunyai kewarganegaraan / tetap menjadi warga dunia). Justru Internasionalisme gak bisa hidup subur kalo gak berakar di dalam buminya nasionalisme. Pun sebaliknya, nasionalisme gak bisa hidup subur kalo gak hidup di dalam taman sarinya Internasionalisme.

Kemudian tentang sila Mufakat atau Kerakyatan. Soekarno pernah bilang: “Indonesia bukan satu negara untuk satu orang. Bukan juga satu negara untuk satu golongan. Tetapi kita mendirikan negara, semua buat semua dong, satu buat semua lah, dan semua buat satu pastinya.” Menurut Soekarno, kalo kita mau nyari demokrasi, hendaknya jangan demokrasi barat, juga jangan demokrasi dari timur atau lainnya, tapi carilalah demokrasi permusyawaratan yang memberi arti hidup, nama kerennya itu politiek-economische democratie (koreksi kalo salah) alias yang mampu ngedatengin kesejahteraan sosial bagi seluruh warga Negara.

Lanjut tentang sila Kesejahteraan. Pokonya prinsipnya adalah gak akan ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka. Tapi nyatanya? Ahsudahlah.

Terakhir, ada sila tentang Ketuhanan. Soekarno dengan tegas mengatakan: “menyusun Indonesia merdeka adalah dengan cara bertakwa kepada Tuhan YME.” Jadi, gak cuma bangsa Indonesia aja yang bertuhan, lebih dari itu masing-masing orang Indonesia hendaknya bertuhan dengan Tuhannya masing-masing. Tentu kita masih inget dengan kata-kata yang terkenal kala itu, begini bunyinya: Indonesia jangan dijadikan negara agama, jangan dijadikan negara komunis, negara liberal, juga sekuler atau lainnya yang bertentangan dengan Pancasila. Maka warga negara dan negara Indonesia wajib Bertuhan YME. Sekali lagi, pemikiran Soekarno tentang Pancasila itu sangatlah moderat.

Kalo kita tarik konteksnya di era sekarang atau beberapa era terakhir, tentu ada aja persoalan klasik yang masih mengkhawatirkan terkait implementasi Pancasila. Misal: pejabat negara dari puncak hingga akar rumput atau dari pusat hingga daerah hendaknya memiliki jiwa, pikiran, dan juga tindakan yang moderat serta ngejauhin yang namanya radikal-ekstrem. Pancasila juga jangan dijadikan ‘alat pukul’ untuk melemahkan komponen bangsa yang kritis atau gak sejalan dengan para pejabat negara. Demikian pula janganlah mudah memberi lebel radikal-ekstrem kepada pihak lain sementara dirinya atau golongannya masih jauh dari nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Mudahnya begini, Apakah seluruh warga dan elit negeri udah menjadikan Pancasila sebagai nilai yang hidup di dalam jiwanya, pikirannya, sikapnya, dan juga tindakannya secara nyata?. Apakah Pancasila udah diwujudkan di dalam praktik berkehidupan berbangsa dan bernegara?, baik dalam hal internalisasi disetiap lembaga atau institusi, juga dalam semua kebijakan pemerintah yang telah diputuskan apakah semuanya udah berdasarkan nilai-nilai Pancasila yang adil dan makmur?

Tentu indikatornya bisa kita liat dengan cara ngebuat daftar list seluruh kebijakan yang ada, baik itu perundang-undangan, peraturan, atau langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah apakah sesuai dengan implementasi Pancasila serta gak ada satu pun yang bertentangan dengannya atau bagaimana. Nih tak kasih tau lagi, udah seharusnya semua kebijakan apapun itu, mau politik, ekonomi, pendidikan, pajak dan semuanya yang berurusan dengan bangsa dan negara mesti wajib sejalan dengan konstitusi dasar. Pastikan juga segala sistem kekuasaan dan keputusan yang ada di negeri ini janganlah bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Pastikan juga dalam setiap pengambilan keputusan strategis yang menyangkut eksistensi negara hendaknya bertumpu pada kebeningan jiwa “kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan” secara jujur dan terbuka. Bukan pada digdaya kuasa! ohiya, Selamat memperingati hari lahir Pancasila 1 Juni 2023.










[1] Bukunya Pak Haedar Nashir, yang judulnya: “Indonesia Ideologi dan Martabat Pemimpin Bangsa”, hlm. 11

#028 : Awas Ranjau!


Awas Ranjau

Diawali dengan beberapa pertanyaan, begini pertanyaannya: gimana kabarnya? Ohiya, nanya kabar di zaman sekarang ini begitu penting dan datengnya udah pasti dari hati, bukan untuk basa-basi apalagi hidup di-era yang serba cepet kek sekarang ini. Yaaa semoga selalu baik-baik aja....

Gimana puasanya? Atau, gimana ngejalanin ibadah di bulan Ramadhan kek sekarang ini? Yaaa semoga selalu senantiasa diberikan kelancaran....

Masih inget dengan pembahasan dua bulan lalu? Mbah Nun pernah bilang, Al-Quran itu ada dua. Ada Al-Quran yang sifatnya Qouliyah dan ada Al-Quran yang sifatnya Kauniyah. Qouliyah itu yang datengnya langsung dari Tuhan yang telah terverifikasi berpuluh-puluh abad yang lalu. Sedangkan Kauniyah itu lebih luas lagi, ia bisa dateng dari mana aja termasuk dari alam semesta, lalu dari situasi-situasi sosial yang terjadi, bahkan bisa dateng dari apa yang ada di dalam diri manusia itu sendiri untuk sama-sama kita tadaburi. Nah, kebetulan Peyangg ini termasuk Al-Quran yang sifatnya Kauniyah, jadi silakan kita pelajari bareng-bareng.

Dalam diskusinya, penulis masih inget betul bahwa point pentingnya adalah bagaimana kita hidup di dunia ini haruslah yang menghasilkan manfaat semaksimal mungkin, dan menghindari terjadinya mudharat sekecil mungkin. Ini sejalan dengan salah satu Hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani (koreksi kalo salah), yaitu: “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”

Ranjau

Tetapi yang terjadi akhir-akhir ini, kok rasa-rasanya kita hidup seperti di tengah-tengah hutan belantara yang dipenuhi oleh ranjau-ranjau kehidupan. Apa yang kita anggap baik, justru disatu sisi itu seperti ranjau yang udah pasti membahayakan diri kita. Ada beberapa peristiwa yang sekiranya udah terjadi dan udah dialami, justru lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Udah banyak juga yang ngingetin atau mengkritik dengan cara konstruktif tetapi justru pada akhirnya menjadi destruktif.

Yah namanya ranjau, salah langkah bisa-bisa meledak. Kek skandal korupsi yang menjerat salah satu pejabat atau kepala daerah akhir-akhir ini, belum lagi  utang negara yang naik secara drastis (?). Gagalnya proyek semacem tol laut dan food estate (?). Lalu tergesa-gesanya lembaga negara membuat sebuah UU yang dianggap lebih mementingkan oligarki (?). Juga kita masih ingat betul dengan pembangunan infrastruktur yang masif tapi cenderung under utilized akibat ‘mungkin’ kurang matengnya perencanaan. Dan sekarang masih berlanjutnya pembangunan IKN yang dianggap terlalu dipaksakan alias tergesa-gesa bahkan gak terlalu urgent banget dan mengabaikan suara publik (?). Belum lagi soal Piala Dunia U-20 yang gagal, dan masih banyak lagi persoalan yang seperti sebuah ranjau tersebut.

Yaaa... semisal kita lagi berjalan di suatu tempat yang dipenuhi dengan ranjau, tentu bukan soal cepat-cepat kita melangkah, melainkan kita dituntut untuk hati-hati dalam melangkah sekaligus cermat supaya tuh ranjau gak membuat kita celaka.

Selain itu, supaya kita terhindar dari ranjau tersebut, Mbah Nun juga berpesan bahwa kita harus menghindari 3C, yaitu: Ciut, supaya kita gak berpikir sempit. Cethek, supaya kita gak berpikir dangkal. Dan Cekak, supaya kita gak memiliki kepekaan yang sifatnya pendek atau yang mudah terprovokasi terhadap hal-hal yang sepele.

Peyangg

Terakhir, semoga kita semua dijadikan pemimpin yang terhindar dari ranjau-ranjau kehidupan tadi. Yaaa minimal pemimpin bagi diri kita sendiri lah atau pemimpin bagi keluarga kita lah.

Ohiya, Btw ngomongin pemimpin ternyata ada empat kriteria pemimpin loh yang bisa dipilih atau sekiranya kita masuk kemana ya? Pertama, pemimpin perubahan. Sesuai dengan namanya pemimpin kriteria jenis ini akan selalu berusaha terdepan untuk nge-mulai langkah perubahan yang kemudian nantinya menjadi acuan bagi temen-temennya yang lain supaya pada ngikutin.

Kedua, pengikut perubahan. Biasanya pemimpin jenis ini diawali dengan bentuk adaptasi terlebih dahulu terhadap perubahan yang diinisiasi oleh pihak lain supaya pada akhirnya nanti bisa bertahan, atau memberi kontribusi alias gak ketinggalan zaman lah.

Ketiga, penonton perubahan, alias pemimpin yang masih engga sadar dan engga mampu untuk mengikuti setiap perubahan yang ada, sehingga pada akhirnya ia engga memberikan kontribusi apa-apa. Bahayanya jenis pemimpin ini, cepat atau lambat berpotensi bakal ditinggalin oleh zaman.

Keempat, penentang perubahan. Pemimpin jenis ini biasanya dininabobokan oleh lingkungan atau “Zona Nyaman”, dan juga selalu melakukan perlawanan setiap kali adanya perubahan. Kenapa seperti itu? Mungkin bisa aja ia menentang perubahan sebab kepentingannya terganggu atau terancam, atau karena terlalu kuatnya kaca mata masa lalu untuk ngeliat fenomena hari ini dan juga masa depan. Dah lah semoga ada manfaatnya, aamiin..... Suwun. 

 

 



Khafaratul Majlis bersama-sama....

 


 


#027 : Waspada (5) Kecendrungan Besar !
5 Megatrend (Jagratara)

Dalam hidup, itu kita kudu waspada atau hati-hati. Dalam falsafah jawa juga sering dikatakan begini (koreksi kalo salah): sabegja-begjaning kang lali, luwih begja kang eling klawan waspodo, artinya seberuntung-beruntungnya orang yang lalai, lebih beruntung lagi orang yang tetep inget dan waspada.

Misal, kalo lagi naik motor atau bawa motor atau boncengin orang naik motor atau kalo pengen naik motor dan lain-lain. Pokoknya mah tetep kudu waspada, termasuk waspada dari dalam atau pun dari luar. Inget, sebelum ngendarain sepeda motor kita kudu cek dulu kondisi motor, cek bannya kempes apa engga, cek lampunya mati apa engga, cek bensinnya masih ada apa engga, kita panasin dulu tuh motor sebelom dipake, cek juga kondisi badan kita apakah lagi sakit atau sehat.

Selain itu, cek juga rute yang akan kita lalui kira-kira lewat mana ya, macet apa engga ya, cek juga kondisi cuaca sekiranya nanti ujan atau panas ya, dan masih banyak lagi. Ini dilakukan supaya kita berjaga-jaga dan waspada akan hal-hal yang gak diinginkan baik yang belom terjadi atau yang belom kita ketahui.

Juga dalam kehidupan akhir-akhir ini, dirasa atau engga, sadar atau engga, tau atau engga, keknya kita harus lebih meningkatkan lagi deh level kewaspadaan dalam hidup ini, sebab sedikitnya ada lima (5) kecendrungan besar (Megatrend) yang terjadi berskala besar dan juga tahan lama, baik yang sudah terjadi atau pun yang akan terjadi dan tentunya harus kita waspadai bersama-sama:

Pertama, soal perubahan iklim. Yang terjadi akhir-akhir ini udah sangat mengkhawatirkan. Yang terbaru tentu banyaknya video di sosmed yang memperlihatkan adanya kenaikan air permukaan laut yang terjadi di pesisir utara Ibu Kota, tentunya ini dipicu akibat dari yang namanya pemanasan global. Dampaknya, lima sampai sepuluh tahun ke depan daratan tersebut bisa aja yakan tenggelem oleh air laut.

Di Pakistan, banjir besar juga terjadi sekaligus menerjang negara di kawasan Timur Tengah itu, bahkan menelan banyak korban jiwa, belom lagi banjir itu terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama sampai berbulan-bulan lamanya. Banyak pengamat mengatakan bencana banjir itu akibat dari yang namanya perubahan iklim yang mana biang keladinya kemungkinan dan katanya dilakukan oleh negara-negara maju yang otomatis negara-negara lain (khususnya negara penduduk mayoritas Islam) selalu aja kena dampaknya yang luar biasa. Entah ini sebuah kebetulan atau emang udah direncanakan, intinya menarik aja sih untuk dibahas lebih lanjut nantinya. Wokeh, ini hanyalah secuil contoh dari yang namanya dampak perubahan iklim yang mana kita semua emang lagi-lagi kudu waspada.

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah sikap waspada untuk senantiasa selalu menjaga lingkungan dan ruang hidup kita, sebab perubahan iklim katanya gak cuma soal pengaruh letak geografis aja, lebih dari itu juga ada pengaruh terhadap pengelolaan sumber daya alam, juga distribusi pangan, distribusi air, dan lain-lain yang mana itu semua menjadi kebutuhan dasar setiap manusia.

Peyangg

Kedua, soal disrupsi teknologi. Kita semua tentu tau bagaimana saat ini perkembangan teknologi begitu sangat-sangat mempengaruhi kehidupan kita, mulai dari bangun tidur sampe mau tidur lagi semuanya pasti ada peran teknologi di dalemnya. Belom lagi soal big data sana-sini hingga isu kecerdasan buatan yang mana itu bisa aja menggantikan peran manusia di masa yang akan datang. Pertanyaannya, apakah akan semakin membuat kita mudah atau justru akan membuat masalah baru bagi kehidupan ini?

Ketiga, pergeseran demografi. Diskusi malem itu juga sempet dibahas bagaimana udah adanya beberapa negara yang mengalami krisis pertumbuhan penduduknya. Mulai dari kemauan warga untuk enggan menikah, sampe pada akhirnya angka kelahiran pun ikut menurun.

Bagi Indonesia, dimulai dari kurun waktu dua tahun ke belakang sampe sepuluh tahun ke depan katanya akan ada yang namanya bonus demografi yang harus kita waspadai tentunya. Waspada apakah bisa kita manfaatkan dengan baik atau sebaliknya jangan sampe merugikan negara sendiri.

Lima kecendrungan besar

Keempat, dunia akan semakin banyak kekuatan (ekonomi). Akhir-akhir ini beberapa negara udah mulai menyatakan perang terhadap negara lain, baik perang yang sifatnya terbuka atau dengan cara perang dingin. Kita tau bagaimana Amerika dikenal dengan julukan negara Superpower dan sebagainya, tetapi negara Tiongkok juga tak kalah hebat dengan muncul sebagai kekuatan baru untuk menyaingi atau bahkan mengalahkan sang Superpower. Belom lagi perang yang dilakukan Rusia dan Ukraina yang dampaknya udah terasa oleh mayoritas negara di dunia. Dan Indonesia harus bagaimana? Ya harus waspadalah hehehe....

Kelima, munculnya jarak-gap kesenjangan dan kesejahteraan yang semakin lebar antara sih kaya dan sih miskin. Ini bisa terjadi banyak faktor, mulai dari belom meratanya perekonomian warganya, juga lapangan pekerjaan yang belom banyak tersedia, sampe kepada adanya arus urbanisasi yang hebat yang terjadi, dimana masyarakat desa dalam beberapa tahun terakhir banyak yang tinggal di kota demi memperbaiki kesejahteraannya. Waspada!

 

 

 

Khafaratul Majlis bersama-sama....

 

 

 

 


x

#026 : Empat Prediksi IKN ?

Perhatian, tulisan di bawah ini (mungkin) masih ada hubungannya dengan tulisan #027 sebelumnya.

 empat prediksi IKN

Ngomongin soal pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) emang selalu menarik sih sumpah dan engga ada habisnya, lebih-lebih bisa buat penasaran banyak orang. Entah gimanah nanti proses perencanaannya, gimanah nanti proses perancangannya, juga pelaksanaannya.

Kita semua tentu tau dan sadar kalo pembangunan dan pemindahan IKN ini adalah suatu megaproyek yang sangat sangat super wow sebab nantinya IKN akan menjadi salah satu pusat pemerintahan dan juga pusat kekuasaan politik (koreksi kalo salah). Oleh karenanya megaproyek sebesar ini dibutuhkan yang namanya kecermatan, dibutuhkan langkah atau keputusan yang hati-hati, juga dibutuhkan suasana kondisi politik-ekonomi yang bagus.

Lebih lanjut mengapa demikian? Karena megaproyek tersebut bersifat penuh dengan ketidakpastian. Megaproyek tersebut juga bersifat penuh dengan kerentanan, dan sangatlah rumit alias gak gampang loh ngebangun sistem urban kek ginih tuh. Makannya disebut megaproyek berskala besar dan punya resiko yang besar pula.

Tapi tetap ada kok sebagian orang yang optimis akan keberhasilan dari megaproyek tersebut, tapi ada juga sih sebagian orang yang pesimis terkait IKN ini. Nah menarik nih, dari beberapa kelompok orang yang ada, tanpa sadar ternyata udah pada bisa loh ngeprediksi hasil akhir dari megaproyek IKN ini, keren.

Ngomongin soal IKN, itu boleh-boleh aja sih kita prediksi buat ke depannya nanti gimanah? Ya asalkan ngeprediksinya berdasarkan data yang ada, juga bisa ngeliat faktor lain kek kapasitas dari teknokrasinya itu nanti gimanah, faktor finansialnya juga, dan suasana perpolitikannya. Yaaa seengganya ada empat (4) prediksi lah yang akan dibahas di sini, begini:

Prediksi pertama, hasil akhir IKN sangatlah a fulfilled dream bangetlah alias berhasil, sukses, sesuai dengan apa yang dimimpikan selama ini. IKN berhasil dibuat dan diselesaikan secara gemilang joss. Yang mana didalem kotanya itu cantik, bersih, nyaman, berwibawa, asri, sejuk, bisa menjadi simbol peradaban, dan jadi kebanggaan masyarakat Indonesia dong pastinya.

Prediksi kedua, hasil akhir IKN sangatlah a city of mediocre. Dengan kata lain IKN ini pembangunannya selesai tapi hasilnya jauh bet dari kata sempurna. Yang mana didalem kotanya itu ada banyak bangunan-bangunan pemerintah yang kering akan inspirasi serta identitas. Belum lagi ruang-ruang urban yang sangat hampa dari kehidupan sosial-budayanya. Ini seperti IKN yang ada di Brasilia (koreksi lagi kalo salah) yang mana awalnya dibangun atas nama modernisme tapi berakhir dengan kekecewaan masal.

Prediksi ketiga, hasil akhir IKN sangatlah a ghost town. Artinya adalah IKN gak berhasil diselesaikan dengan tuntas tapi udah bisa menyandang status ibu kota, waduh bahaya nih sebab nanti bisa aja didalem kotanya itu masih banyak persoalan akan sarana prasarana fasilitas umumnya, lalu infrastrukturnya juga yang mana nanti malah ngebuat orang-orang ora mau lagi pindah ke IKN.

Kalo udah ginih, dampaknya nanti kepemerintah bisa dicap gagal loh buat ngelakuin yang namanya migrasi secara penuh, dan lagi-lagi IKN akan dicap gagal menjadi kota yang menghasilkan spirit komunitas. Nanti yang ada malah gedung-gedung, jalan-jalan besar yang kosong melompong doang. Udah kek kota Naypydaw aja nih yang katanya sebagai kota hantu (koreksi lagi kalo salah).

Prediksi keempat, ini adalah prediksi terburuk, istilah kerenya itu unfinished business. Prediksi ini paling ditakutin sama semua orang termasuk sih penggagas ide ini. yang mana IKN ini bener-bener gagal menjadi yang namanya sebuah kota. Belom lagi pengerjaan megaproyek ini berlangsung dalem waktu yang pendek hingga akhirnya terhenti ditengah jalan dan gak pernah selesai sama sekali.

Kalo udah ginih, yang keliatan hanya kerangka-kerangka bangunan yang belom jadi, jalan raya yang masih berdebu serta berlobang belom diaspal, udah kek monumen mangkrak aja yang bikin malu yang kaya di sana tuh, eh.

Nah dari prediksi-prediksi di atas, mana nih prediksimu? Hehehe....

 

 

Jangan lupa khafaratul Majlisnya

 

 

 

 

 

 

Referensinya dari: tulisan Sulfikar Amir, yang ada di kolom opini surat kabar harian Media Indonesia, terbitan tanggal 29 September 2022.